Senin, 10 Agustus 2009

1. DIBESARKAN DALAM AJARAN ISLAM

Hari itu adalah hari yang indah di musim dingin di Mesir. Udaranya dingin dan matahari bersinar terang. Saya baru saja menyelesaikan sarapan di rumah, tempat di mana saya tinggal bersama ibu, ayah, saudara-saudara lelaki, saudara perempuan, kakek dan paman saya. Saya berusia lima tahun pada saat itu, tetapi saya mengingat dengan jelas akan hari itu.

Paman saya berkata kepada saya, “Kita akan membaca Al Quran bersama-sama. Apakah kamu memiliki salinanmu?” Dengan segera saya pergi mengambil sebuah buku tipis yang diberikan paman saya sebelumnya. Buku itu bukanlah Al Quran secara keseluruhan, hanya sepertigapuluh bagiannya.
Paman saya baru saja lulus dari sebuah universitas Islam yang paling bergengsi di dunia, Al Azhar di Kairo. Pada usianya yang baru tiga puluh tahunan, ia sekarang telah menjadi imam di sebuah mesjid besar di wilayah kami dan dihormati oleh seluruh umat Islam yang taat.

Kami berjalan bergandengan tangan menyeberangi jalan untuk menuju kebun keluarga kami, yang ditanami pohon anggur, pohon ara dan pohon jeruk. Kebun buah ini berada di samping sebuah sungai, dan ketika kami duduk di tepi sungai itu, kami dapat melihat para nelayan, perahu-perahu kecil dan para petani membawa kerbau mereka untuk minum dan mandi.

Paman saya mulai membaca. Kata-kata itu begitu akrab bagi saya karena saya telah mendengarnya hampir di seluruh hidup saya – di mesjid, di radio dan dari guru baca Al Quran yang kami bayar untuk datang ke rumah kami. Paman saya membaca ayat pertama dari bagian terakhir Al Quran. Lalu ia meminta saya untuk mengulangi bacaan yang telah ia baca. Saya pun melakukannya. Kemudian ia mengoreksi pengucapan bahasa Arab kuno saya dan menyuruh saya untuk mengulangi dengan mengikutinya sekali lagi. Saya melakukannya. Kami melakukan hal ini berulang-ulang kami sampai saya menghafal ayat ini dengan sempurna. Lalu kami melanjutkan dengan ayat 2.

Kami membaca tiga sampai empat ayat dengan cara seperti ini. Lalu kami terhenti sejenak. Orang-orang selalu ingin bertanya kepada paman saya pertanyaan-pertanyaan tentang hukum Islam dan keimanan karena ia adalah salah satu dari beberapa orang sarjana yang tinggal di wilayah kami. Sambil menunggunya, saya bermain di tepi air. Kemudian ia memanggilnya, ”Pulanglah, dan minta ibumu untuk membantumu bersiap-siap pergi ke mesjid.”

Saya berlari pulang ke rumah, dan ketika saya baru saja masuk melalui pintu depan, saya mendengar kakek memanggil saya dari kamarnya, “Kemari, kemari..” Kakek saya ini telah berumur delapan puluh tahunan dan telah rabun. Saya sangat menyayanginya, karena itu saya berlari masuk ke kamarnya dan mencium tangannya sementara ia berbaring di tempat tidurnya. Kemudian saya melompat ke tempat tidurnya lalu memeluknya. Ia berkata, “Katakan padaku, apakah kamu telah membaca Al Quran?”
Saya menjawab, “Sudah.”
Ia berkata lagi, “Bacakanlah untukku,” dan saya pun melakukannya.
Ia sangat bahagia mendengar saya membacanya. “Anakku,” katanya, “Saya bersyukur kepada Allah karena engkau. Engkau akan menghafal seluruh isi Al Quran. Engkau akan menjadi lilin bagi keluarga kita.”
Saya menganggukan kepala lalu keluar dari kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke mesjid. Hari itu adalah hari Jumat, hari suci dalam agama Islam, hari dimana khotbah disampaikan di mesjid. Ibu membantu saya mengenakan jubah putih dan topi kopiah – pakaian tradisional kami untuk pergi ke mesjid. Setelah paman saya siap, kami berjalan setengah mil menuju mesjid bersama-sama sekeluarga. Paman saya memberikan khotbah, sementara ayah, kakak-kakak dan saya duduk di barisan paling depan. Sedangkan Ibu dan kakak perempuan saya serta kerabat perempuan lainnya duduk di belakang, di barisan perempuan.

Inilah yang saya ingat tentang hari itu, hari di mana saya mulai menghafal isi Al Quran.


SEBUAH CARA HIDUP
Sejak hari itu, paman menjadi penasihat saya. Ia membimbing saya hampir setiap hari.
Ketika saya berumur enam tahun, ia memasukkan saya ke sekolah dasar Al-Azhar. Ada lima puluh sekolah dasar sekuler di propinsi kami tetapi hanya ada satu sekolah dasar Al-Azhar. Sekolah bergengsi ini difokuskan pada pendidikan agama Islam. Tidak satupun diantara kakak laki-laki dan perempuan saya yang bersekolah di sekolah ini, tetapi mereka tidak marah ataupun iri tentang hal ini. Mereka justru bangga dan turut merayakan ketika akhirnya saya lulus. Orang-orang mulai memanggil saya “Sheik Kecil.”

Saya tidak hanya memenuhi persyaratan sekolah untuk menghafal. Paman telah membantu saya untuk menghafal seluruh isi Al Quran (yang panjangnya kurang lebih sama dengan isi kitab Perjanjian Baru pada masa awal)
Hampir setiap pagi, saya pergi bersama ayah dan paman ke mesjid untuk shalat subuh, yang dimulai sekitar pukul 03.30 pagi dan berakhir sekitar pukul 04.30 (tergantung pada waktu setiap tahunnya). Setelah sembahyang, ayah dan paman biasanya pulang ke rumah untuk tidur sekitar dua jam lagi sebelum mulai bekerja. Saya biasanya menunggu di mesjid dengan salinan Al Quran saya. Sebelum saya mulai menghafal ayat-ayat yang baru, saya menguji diri saya sendiri akan ayat-ayat yang telah saya hafalkan dua hari sebelumnya. Setelah saya yakin bahwa hafalan saya benar, saya mulai dengan materi yang baru.

Saya membaca ayat pertama dari sebuah kutipan. Kemudian saya menutup Al Quran saya dan mengulang ayat tersebut sambil berjalan dari ujung yang satu ke ujung yang lain di dalam mesjid. Ketika saya selesai dengan ayat pertama, saya membuat Al Quran saya kembali dan membaca ayat yang kedua. Saya terus melakukan hal ini sampai saya selesai menghafalkannya.
Saya sangat berhati-hati mempertahankan apa yang telah saya pelajari, jadi saya menghabiskan waktu dua atau tiga hari dalam sebulan untuk meninjau ulang. Jika Anda bertanya kepada saya tentang sebuah ayat yang telah saya hafalkan beberapa bulan sebelumnya, ayat itu telah ada di dalam pikiran saya.

TUJUH TAHUN KEMUDIAN ....
Paman bukan hanya membantu saya untuk menghafal, tetapi ia juga memastikan bahwa saya memahami bahasa Arab kuno – bahasa di dalam Al Quran. Orang yang berbahasa Arab rata-rata tidak akan dapat membaca atau mengerti jenis bahasa Arab seperti ini dengan baik, dengan demikian mempelajari bahasa ini menjadi suatu hal yang penting dalam pendidikan agama.

Selama tujuh tahun, paman mengajari saya, ayat demi ayat dan pasal demi pasal. Ketika saya berusia dua belas tahun, saya telah berhasil menghafal Al Quran seluruhnya. Padahal sesuai dengan sistem pendidikan Al-Azhar, saya tidak diharuskan menghafal seluruh isi Al Quran sampai saya menyelesaikan program empat tahun - sarjana saya di univeristas, jadi saya masih sangat muda pada saat itu.

Tentu saja, keluarga saya sangat senang. Mereka kemudian mengadakan sebuah pesta besar-besaran bagi seluruh kaum kerabat kami, di ruang pertemuan besar yang dibuat khusus untuk merayakan acara-acara penting dalam keluarga kami. Saya tidak akan pernah melupakan kakek yang telah menjadi buta saat itu memanggil saya, “Anakku, di mana anakku?” Saya berlari ke arahnya dan ia memeluk saya, air mata berlinang membasahi wajahnya.
Berhasil mempelajari Al Quran menempatkan saya pada posisi yang sangat terhormat bagi seorang anak kecil. Orang-orang memperlakukan saya seperti orang kudus karena saya membawa buku kudus di dalam pikiran saya.
Sejak saat itu, saya secara berurutan membaca dan meninjau kembali Al Quran untuk memastikan bahwa saya tidak melupakan apa yang telah saya pelajari.

BERHASIL MENDAPATKAN BEASISWA
Ketika saya masuk Sekolah Menengah Al-Azhar, satu dari empat tugas utama kami adalah mengingat cerita-cerita yang paling penting dalam hadits.
Kebanyakan orang-orang Barat tidak mengetahui apa itu hadits, jadi ijinkanlah saya menjelaskannya. Hadits, yang diucapkan ha-DEETH, adalah catatan yang berisi ajaran dan tindakan dari Muhammad. Tulisan-tulisan ini dibuat oleh teman-taman dekatnya, pelayan-pelayannya, dan bahkan isteri-isterinya. Sebagai contoh, sebuah hadits menceritakan bagaimana Muhammad berdoa, bagaimana ia menyelesaikan perselisihan diantara dua orang Muslim atau peristiwa yang terjadi selama pertarungan. Ada hadits yang hanya berisikan sebuah kalimat panjang, tetapi ada juga yang berisi satu sampai dua halaman. Namun, rata-rata panjangnya adalah kurang lebih tiga paragraph.
Para pengikut Muhammad sangat berdedikasi untuk menjaga catatan mengenai apa yang ia katakan dan lakukan. Terdapat lebih dari setengah juta hadits! (Untuk informasi lebih lanjut, lihat Apendiks A)
Tentu saja tidak seorangpun dari antara kita yang dapat menghafal semua hadits. Tetapi sekolah kami memiliki hadits-hadits tertentu yang harus dihafal setiap semester. Pada hari pertama di kelas hadits, seorang guru akan memberikan sebuah buku dengan hadits yang harus kami hafalkan selama semester itu. Terdapat kurang lebih seratus hadits dalam setiap bukunya.
Kami menghafalkan satu sampai tiga hadits per hari selama tahun pelajaran. Paman saya ikut membantu saya dalam menghafal hadits tambahan, sementara saya menghafalkan beberapa hadits lainnya sendiri. Paman saya melatih saya untuk berkhotbah di mesjid, di mana saya telah melakukan hal itu sesekali ketika saya masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat dari SMA, saya perkirakan saya telah menghafal antara lima sampai enam ribu hadits.
Pendidikan agama di SMA ini sangat menyeluruh. Ketika murid-murid lulus dari SMA Al Azhar pada usia delapan belas tahun, mereka telah berkualitas untuk memimpin doa dan mengajar di mesjid tanpa pendidikan lebih lanjut.
Saya adalah seorang penganut Islam yang sangat patuh pada saat itu. Kerinduan saya adalah mengikuti teladan Muhammad dalam setiap perbuatan saya.

MASUK UNIVERSITAS
Setelah lulus dari SMA, salah satu kakak lelaki saya menyarankan agar saya masuk sekolah farmasi. Tetapi anggota keluarga saya yang lainnya meminta saya untuk melanjutkan pendidikan agama saya. Jadi saya mendaftar ke Universitas Al-Azhar di Kairo dan memilih untuk bersekolah di Jurusan Bahasa Arab, seperti yang paman saya lakukan.

Setiap orang Islam pasti telah mengetahui Universitas Al-Azhar karena universitas ini merupakan sekolah yang paling terkenal di negara-negara Islam. Pengaruhnya sulit untuk digambarkan kepada orang-orang Barat karena tidak ada universitas dengan status seperti ini di negara-negara Barat. Universitas ini sangat besar – hingga sanggup menampung mahasiswa berjumlah sembilan puluh ribu orang dari seluruh Mesir. Universitas ini sangat tua – Mesjid Al Azhar yang terdapat di dalam kampus ini selesai dibangun pada tahun 972 M, dan pelajaran akademis mulai diberikan tiga setengah tahun kemudian.[1] Universitas ini juga sangat dihormati – digambarkan dalam sebuah media Islam sebagai ”Kewenangan Tertinggi dalam Islam Sunni.”

Saya selalu menyukai pelajaran sejarah, jadi saya memilih jurusan Sejarah dan Budaya Islam. Saya ingin belajar lebih banyak tentang kesabaran, keberanian, dan komitmen Muhammad dan teman-temannya yang sangat saya kagumi.
Pada hari pertama di kelas, saya memperoleh pengantar pelajaran yang mengejutkan. Sheikh yang mengajar pada pelajaran pertama di hari itu bertubuh pendek, kulit gelap, sedikit berkumis dan mengenakan kacamata yang sangat tebal. Ia memberitahukan kami, “Apa yang saya sampaikan kepada kalian harus diterima sebagai sebuah kebenaran. Saya tidak akan mengijinkan diskusi dalam bentuk apapun di dalam kelas. Apa yang tidak saya katakan, tidak pantas untuk dipelajari. Dengar dan taati, dan jangan bertanya tentang apapun.”

Saya terganggu dengan filosofi seperti ini, dan saya berdiri untuk berbicara. Sheikh ini memperhatikan saya dengan segera karena saya duduk di baris kedua. Saya berkata, ”Wahai Guru Sheikh, bagaimana bisa ada pengajaran tanpa pertanyaan?”
”Dari mana asalmu, anak muda?” dia bertanya.
”Dari Mesir,” jawab saya, padahal sudah jelas saya adalah orang Mesir.
”Saya tahu – tapi Mesir bagian mana?”
Saya menyebutkan nama daerah saya, dan dia berteriak, ”Jadi jelas kamu adalah keledai dungu!” Ia berkata begitu karena orang-orang dari daerah saya memang sering dipandang rendah.
Saya lalu menjawabnya, ”Ya, saya adalah seekor keledai yang meninggalkan rumah dan datang kemari untuk dihina.”
Kelas menjadi sunyi. Saya keluar dari barisan kursi saya lalu melangkah menuju pintu untuk keluar dari kelas. Sheikh berteriak kepada saya, “Berhenti, kamu binatang! Siapa namamu?”
”Tidak ada untungnya aku beritahukan kepadamu,” jawab saya dingin.
Sampai di sini, sheikh ini menjadi sangat marah, dan mulai memanas-manasi untuk menghapus nama saya dari daftar universitas dan membuang saya ke jalan. Saya meninggalkan ruangan dan langsung pergi ke dekan fakultas saya. Saya menceritakan kepadanya apa yang terjadi. Setelah sheikh selesai dengan pelajarannya, dekan memanggilnya ke ruangan dekan.

Dekan ini sangat ahli meyakinkan sheikh tersebut untuk memaafkan saya dan ia juga meminta saya untuk lebih bersikap toleran kepadanya. “Terimalah dia seperti figur seorang ayah,” katanya, “yang ingin mengoreksi kamu dan bukannya menghinamu.”

Peristiwa ini mengajarkan kepada saya bagaimana untuk berdiam dan tunduk seperti yang diminta oleh universitas. Metode belajar kami adalah membaca buku yang ditulis oleh ahli-ahli agama Islam terbesar, baik yang modern maupun kuno. Kemudian kami akan membuat daftar poin-poin penting dari setiap buku dan menghafalkan daftar tersebut. Kami akan menjalani tes tertulis untuk setiap kelas dan beberapa guru akan meminta laporan. Saya juga membaca bacaan tambahan dan puisi berbahasa Arab untuk saya nikmati sendiri.

Walaupun saya tahu, seringkali saya mengajukan pertanyaan yang tidak disukai oleh guru-guru saya.


TERLALU BANYAK PERTANYAAN

Sebagai contoh, saya bertanya pada salah satu profesor, “Mengapa pada awalnya Muhammad mengajarkan kita untuk berteman dengan orang-orang Kristen tetapi kemudian meminta kita untuk membunuh mereka?”

Profesor itu menjawab, “Apa yang telah nabi perintahkan kepadamu untuk dilakukan, lakukanlah itu. Apa yang dilarangnya, maka itu terlarang untukmu. Apa yang ia ijinkan, maka itu diijinkan untukmu. Kamu bukanlah umat Islam yang sebenarnya jika kamu tidak tunduk kepada kata-kata Muhammad.”

Saya bertanya kepada profesor lainnya, “Mengapa Nabi Muhammad diijinkan untuk menikahi tiga belas perempuan, sedangkan kita diperintahkan untuk menikahi tidak lebih dari empat orang perempuan? Al Quran berkata, Muhammad hanyalah manusia biasa, tetapi mengapa ia mendapatkan hak istimewa?”

Profesor saya itu menjawab, “Tidak. Jika kamu perhatikan baik-baik, kamu akan melihat bahwa Allah memberikan kepadamu hak melebihi hak nabi. Allah meminta kamu untuk menikahi tidak lebih dari empat orang perempuan. Tetapi kami diberikan hak untuk menceraikan. Sehingga kamu dapat menikahi empat orang perempuan hari ini, dan menceraikan mereka keesokan harinya, dan menikahi empat orang perempuan lainnya. Dengan demikian kamu dapat memiliki isteri dalam jumlah yang tidak terbatas.”

Bagi saya, itu bukanlah jawaban yang masuk akal, terutama karena sejarah keislaman menunjukkan bahwa Muhammad juga mempunyai hak untuk menceraikan. Muhammad juga mendapatkan banyak masalah dengan isteri-isterinya hingga pada suatu hari ia mengancam hendak menceraikan mereka semua.

Saya bahkan bertanya pada Sheikh Omar Abdel, yang dikenal sebagai dalang di belakang serangan bom terhadap gedung World Trade Center tahun 1993. Ketika saya masih kuliah di Al-Azhar, beliau adalah salah satu profesor di kelas penafsiran Al Quran.

Beliau memberikan kesempatan kepada kami untuk bertanya, karena itu saya berdiri di hadapan lima ratus siswa dan bertanya, “Mengapa setiap saat Anda mengajarkan kami semua tentang jihad? Bagaimana dengan ayat-ayat lain di dalam Al Quran yang berbicara tentang damai, kasih dan pengampunan?”

Wajahnya langsung memerah. Saya dapat melihat kemarahannya, tetapi saya juga melihat untuk memilih mengendalikannya. Bukannya berteriak kepada saya, ia malah mengambil waktu untuk menegakkan posisi duduknya. “Saudaraku,” katanya, “ada surat (pasal) yang disebut ’Rampasan Perang’. Tetapi tidak ada surat yang dinamakan ’Damai’. Jihad dan membunuh adalah inti dari agama Islam. Jika kamu menghapusnya, maka kamu memotong inti dari Islam.” Jawaban yang saya dapat darinya dan profesor-profesor lainnya tidak memuaskan saya.

Beberapa orang menyebut saya sebagai si pembuat masalah, tetapi yang lainnya bersikap lebih sabar, meyakini bahwa saya benar-benar ingin belajar.

Pada saat yang sama, saya menonjol di dalam pelajaran saya. Setelah empat tahun, saya lulus dengan peringkat kedua terbaik dari enam ribu siswa. Peringkat ini didasarkan pada penilaian dari ujian lisan dan tulisan yang diberikan pada akhir tahun perkuliahan. Ujian lisan difokuskan pada hafalan Al Quran dan hadits dan ujian tertulis mencakup semua materi yang dipelajari di kelas. Setiap tahun Anda dapat mengumpulkan maksimal seribu lima ratus poin.

GELAR MASTER DAN MENGAJAR
Sebelum saya dapat mengambil gelar master saya, saya menghabiskan kewajiban satu tahun saya di angkatan bersenjata. Setelah selesai, saya kembali di Al-Azhar, saya memutuskan pada saat itu bahwa tidak ada profesor atau sheikh yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Saya harus menjawab pertanyaan saya sendiri. Melakukan penelitian untuk tesis master saya adalah kesempatan yang baik untuk hal ini.

Tidak ada seorangpun yang memberitahukan saya apa yang harus saya baca, jadi saya membaca banyak materi mengenai sejarah Islam. Tetapi, bukannya menemukan jawaban, saya malah menjadi kecewa dengan Islam. Tanpa membesarkan dengan segala cara, saya dapat katakan bahwa sejarah Islam adalah cerita tentang kekerasan dan pertumpahan darah dari zaman Muhammad sampai saat ini. Ketika saya melihat ajaran Al Quran dan Muhammad, saya dapat melihat mengapa sejarah Islam berkembang dengan cara seperti itu. Saya berpikir, Tuhan seperti apakah yang dapat mengampuni kerusakan hidup manusia seperti itu? Tetapi saya menyimpannya menjadi pertanyaan bagi diri sendiri.

Tesis master saya menimbulkan banyak keributan. Saya menjaga diri saya dari mempertanyakan Islam, tetapi saya menyentuh salah satu isu yang kontroversial, yaitu mengenai bagaimana bentuk pemerintah yang seharusnya dimiliki oleh sebuah negara Islam. Pemerintah Mesir menyukai gagasan saya dan membuatnya menjadi sebuah siaran langsung di sebuah stasiun radio Al Quran nasional untuk mempertahankan tesis saya.

Dari luar, saya tampak begitu sukses. Universitas meminta saya untuk mulai mengajar bidang yang saya kuasai – sejarah dan budaya Islam. Pada usia dua puluh delapan tahun, saya menjadi salah satu dosen termuda yang pernah ada. Saya juga memimpin doa dan ceramah di sebuah mesjid di pinggiran kota Kairo. Namun, di dalam hati saya, saya masih terus mencari kebenaran.

Sampai di sini, saya tidak lagi mengendalikan hidup saya. Saya tidak dapat berhenti dan mencari pekerjaan lain. Universitas, keluarga saya, orang-orang di lingkungan saya bertanya, Mengapa kamu lakukan ini? Tidak masuk akal untuk meninggalkan semua pendidikan ini. Saya tidak punya pilihan lain selain melanjutkan perjalanan ini. Saya pun mulai melanjutkan gelar doktor saya.
[1] Islam for Today s.v. Universitas Al-Azhar, Kairo, “Historical Background,” http://www.islamfortoday.com/alazhar.htm, (diakses pada tanggal 17 Desember 2003)

36 komentar:

  1. Bung, kalau ada penyerang seperti Tibo CS /Salibis pembumi hangus, allah sudah menciptakan Reptil yang hanya memiliki amygdala.

    Jika ada seseorang yang kerjanya memeluk bunga sambil menangis seperti Ali sina, Allah sudah menciptakan mamalia, banyak sekali mamalia yang bisa menangis dan tertawa karena memiliki limbic system, seekor anjing contohnya.

    akan tetapi ini Manusia bung, memiliki Neo cortex untuk berfikir, berfikirlah bung , apa yang dilakukan para pemurtad di dunia Cyber ini mencelakakan Manusia di Dunia dan Akhirat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang lebih celaka kalau seseorang tidak sadar dalam keadaan celaka karena gak sadar dan ada orang yang mau menyadarkan dia malah dia sebut orang lain itu pula yang celaka

      Hapus
    2. ulama ngga ada yg berkata kasar mereka semua santun perilakunya seperti yg di ajarkan Muhammad SAW. Itu hanya artikel yg menunjukkan sikap si penulis hahhaa...orang bodoh saja yg percaya. agama manapun yg taat pada agamanya ngga pernah mengajarkan berkata kata jelek dan kasar apalagi sampai emosi. terima kasih artikelnya,adanya hanya lah seorang domba yg sesat dan mencoba menyesatkan domba lain maka celakalah anda sendiri. InsyaAllah anda masuk neraka jahanam kalau ngga sadar.

      Hapus
  2. Kamu berhasil Bung,....Saya Jempol dgn artikel qmu. apa kamu fikir dgn mudah aqu percaya kalau kamu itu muslim!!! hahahah aku bukan org bodoh seperti dirimu, Kamulah Dajjal...Pembawa KIAMAT. Ingatlah di hari depanmua....KAMU AKAN MENJADI BANGKAI,..... syurga Haram bagi orang seperti dirimu,.....aku berharap tidak ada hidayah untukmu,.....aku berdoa agar kamu tetap menjadi kafir seperti sekarang ini, dan aku berdoa engkau mati juga dalam keadaan KAFIR,...sebelum doaku terkabulkan LEBIH BAIK ANDA BERBENAH DIRI,............

    BalasHapus
    Balasan
    1. muslim atau kafir si penulis pantas kita ucapkan terimakasih karena dengan sukarela memberi ilmu tentang agama. semua orang akan jadi bangkai gak ada yang jadi batu. lebih mulia kafir atau yang mengaku beragama tapi hanya mencelakai orang. berdoa tujuan pada Tuhan tetapi mengutuk adalah ajaran setan.

      Hapus
  3. saya sudah 2 kali membaca buku ini saya kristen dan saya yakin kebenaran pasti akan muncul pada saatnya dajjal gak akan pernah muncul dengan gambaran setan yang ada di pikiran kamu... tetapi dia muncul secara halus seperti orang manusia dan di aLQUran tertulis isa akan muncul dan melawan binaang itu sendiri.... sedangkan di Kristen Tuhan Yesus sendiri lah yang akan datang Ke dunia ini untuk ke 2 kalinya menjadi raja dan menuntut apa yang menjadi kepunyaannya dan disaat itu tidak ada orang yang bisa lg bertoubat.... maka dari itu bertaubatlah berpikirlah kamu mana yang benar sebab engkau telah diberikan penglihatan pendengaran bisa melihat dan mendengar apa yang menjadi kebenaran tersebut Tuhan Yesus memberkati

    BalasHapus
    Balasan
    1. iman kita yang menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi ada dua iman, beriman ke setan atau pd Tuhan

      Hapus
    2. coba deh pak benny,saya mau tanya (maaf) pada surah berapa dan ayat berapa pada injil yang mengatakan bahwa isa as (yesus bagi pengikutnya ) yang mengatakan bahwa dirinya (isa as/yesus adalah TUHAN). Tolong beri rujukan satu atau beberapa surah ttg itu..makasih pak benny

      Hapus
  4. kita boleh kahwin sampai 4! kalau dah cerai dan isteri dah mati! kita boleh tambah lagi, janji tak lebih 4! kita boleh berkawan bukan islam, kita akan berperang jika diserang, kita akan bunuh jika dibunuh! kita tak akan bunuh kerana alasan utama iaitu perbezaan Agama! itu je pendapat peribadi saya!! CONTOHNYA PEMBUNUH HARUS DIHUKUM BUNUH ITU JE!!
    WWW.ISLAMRELIGION.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muhamad tidak pernah diserang tetapi Muhamad yg selalu menyerang dengan alasan kafir, kalau anda bisa polygami gimana kalau bini anda polyandri, kalau anda udah mati gimana lagi mau membunuh. karena kafir jadi boleh disiksa dan dibunuh adalah ajaran setan

      Hapus
    2. anda tau gk pak ungkap kebenaran 666 mengapa islam turun dari negeri arab yang tandus gersang ?? Karena pada saat itu telah berdiri kerajaan nasrani/kristen di eropa yg subur.jika islam juga turun n berkembang di eripa jelas dibasmi habis oleh kerajaan nasrani (tentara salib).bener gak..maka dari itu islam turun d berkembang dari arab karena gk mungkin kerajaan nasrani kesana,tapi toh terjadi juga perang salib (menurut agama nasrani)nurut islam nama perangnya bukan itu ya.jadi apa mungkin islam (kerajaan islam)yg baru tumbuh terlebih dahulu menyerang kepada kerajaan nasrani yg telah menjadi kerajaan besar?? Gak mungkin kan.berarti tulisan anda bahwa muhammad yg menyerang terlebih dahulu itu cuma ngimpi dong...
      Terus antara poligami n poliandri .jika anda punya empat istri atau lebih dan masing2 mendapatkan anak dari istri2 tersebut maka anak2 tersebut jelas gak nama bapaknya (di islam itu dikenal dengan sebutan bin dan binti yang artinya anak dari bapak si....jika di suku batak medan disebut marga yg membawa nama marga/bapaknya )seperti mungkin juga nama anda di belakangnya ada nama bapak anda yg mempertegas bahwa anda adalah anak dari bapak si....nah jika poliandri yg berarti istri yg punya banya suami 4 atau lebih...yg repotnya dan akan menimbulkan masalah jika nantinya ada seorang anak yang lahir adalah SIAPA bapak anak tsb??misalnya 4 suami yg masing2 berhubungan dgn istri trsebut masing2 menumpahkan air kenikmatannya ke dalam tubuh si istri apa tau air kenikmatan dari suami yang mana yg menjadi anak tsb??ujung2 nya masing2 suaminya akan mengklaim bahwa itu adalah anak dari air kenikmatannya...waaahhh berabe kan rebutan anak..yang lebih menyalitkan bila sang anak ditanya sama org lain : nak...kamu anak siapa (merujuk pada nama bapaknya),anak itu harus jawab nama bapak yang mana ?? Islam tidak menganjurkan poliandri karena meluhat hal ini yg akn terjadi nantinya,buian masalah adil gk adilnya kenapa laki2 boleh perempuan kok gk boleh...mikirnya kesitu dong paaaakkk jgn mikirin yg sex nya aja ya.kemudian apakah anda terima bahwa ada org yg akan menyakiti diri anda?? Islam gak mengajarkan membunuh orang yg tidak ingin membunuh diri kita.membunuh org yg ingin membunuh kita itu sama halnya pembelaan diri paaakkk..jadi..jika ada orang yg mau membunuh anda atau keluarga anda apakah anda diam aja ??? Sambil makan cemilan terus berikan leher anda atau keluarga anda utk di tebas ?? Kemudian yg bapak lakukan hanya berdoa supaya selamat?? Padahal pedang atau tembak terletak di dekat anda?? Anda naif n begitu bodoh jika itu yg anda lakukan.
      Jadi islam itu bukan agama yg menganjurkan membunuh orang,jgn salah tafsir..itu maksudnya jika mmg ada terlihat terlebih dahulu mmg org tsb ingin membunuh kita..begitu ..lagian juga bukan masalah kafir atau tidaknya,karena ajaran islam juga mengajarkan hidup damai dgn kafir (beda agama) sepanjang sesama menyayangi .jangan memandang islam itu keras..jika itu yg dipandang kami islam juga bisa memandang agama lain keras.contohnya pembantaian oleh tentara salib kpd orang islam dahulu.itu apa gk di Bilang kejam ya ?? Jadi kalo islam yg melakukan di bilang kejam tp jika nasrani atau agama lain yg lakukan di bilang sah2 saja?? Nalar anda dimana bung..

      Hapus
  5. Syhalom...
    jadilah terang dan garam dunia...beritakan injil keseluruh dunia dan jadikanlah semua bangsa murid KU(Yesus )...Jangan takut sebab DIA berserta qta hingga akhir zaman...God bless you Mr.Mark Gabriel

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena mereka adalah saudara kita yang tertipu oleh ajaran sesat maka tugas kita untuk menolong mereka tetapi jangan dipaksakan. kibaskanlah debu yang ada dikakimu sebagai peringatan bagi mereka. GBU

      Hapus
  6. “Mengapa setiap saat Anda mengajarkan kami semua tentang jihad? Bagaimana dengan ayat-ayat lain di dalam Al Quran yang berbicara tentang damai, kasih dan pengampunan?”
    Sangat pantas untuk di renungkan bagi mereka pecinta perang..!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. adapun ajaran damai tetapi hanya seolah-olah berdamai, kalaupun ada ajaran baik tetapi sebenarnya hanya se-olah2 baik.
      Manusia cenderung berbuat jahat karena dosa warisan keturunan dari adam. jadi buat apa diajarin berbuat jahat dengan segala alasan yang di-cari2.
      Semua orang disekitar anda bisa disalahkan dengan segala alasan kalau mau dicari. jadi janganlah cari kesalahan orang lain dengan alasan kafir supaya halal dimusuhi. SALAM DAMAI

      Hapus
  7. pemikiran kalian sangat sempit akan agama
    jalani saja agama mu
    jangan pernah urus agama lain
    jangan pernah maki agama lain
    apabila engkau tlah memaki lain,berarti anda takut kalau kejelekan agama anda di sebut" oleh agama lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mark Babriel tidak ada memaki, dia menjelaskan sesuai dengan penelitian dia, kalau ada yang salah atau yang tidak sesuai sebaiknya anda jelaskan supaya orang lain juga paham. jangan ada fitnah kita berdiskusi pakai nalar jangan emosi.

      Hapus
  8. menurut analisa seorang master lulusan terbaik dari 6000 siswa ini "Jihad dan membunuh adalah inti dari agama Islam"
    baiknya jgn kita langsung memberi hujatan atau pujian tetapi mari kita analisa juga ber-sama2 karena Tuhan yg menciptakan kita telah memberikan kita nalar

    BalasHapus
  9. saya seorang Khatolik, dibesarkan di lingkungan Khatolik dan Muslim. Saya memiliki saudara-saudara Pengikut Isa dan Muhamad, yang mungkin membuat kalian iri adalah "kami selalu rukun, hidup bersama dalam damai". Saudara kami pengikut Muhamad selalu membantu jika keluarga kami yang lain, (pengikut Isa) untuk mempersiapkan acara Natal, begitu juga sebaliknya.

    BalasHapus
  10. mana buktinya kalo orang itu alumni al azhar trs angkatan thn brap,,?jangan kau ngda2 kalo benar dia alumni al azhar harusna dia tau makna al Qur'an ap jangan2 dia amenesia,,,?jangan kau ikuti orang amnesia,,!,sesungguhnya setan yang berbentu nyata ada pada ora itu,,,,

    BalasHapus
  11. Sudahlah tak perlu banyak hujatan dan hinaan,jika tak suka jangan dibaca.bohong atau benarnya itu tak harus diujikan. Jadikan saja sebuah pelajaran,bukankah dengan hujatan itu kalian telah berdosa?? Coba difikirkan. Dan mengenai orang kristen atau agama lain dari islam,janganlah kalian hina, mereka hanya menjalankan apa yang mereka terima, mereka tak salah.jadi diamlah sejenak, cobalah berfikir lebih individual, fikirkan diri sendiri sebelum berkomentar. Hidup tak semudah ketika mulut berkata bung. Saya yang masih anak anak pun tahu

    BalasHapus
  12. Orang stress kok di dengar. mana ada dalam islam sholat jumat perempuat ikut. ni si mark sinting juga ya ngarang buku nya. Hari itu adalah hari Jumat, hari suci dalam agama Islam, hari dimana khotbah disampaikan di mesjid. Ibu membantu saya mengenakan jubah putih dan topi kopiah – pakaian tradisional kami untuk pergi ke mesjid. Setelah paman saya siap, kami berjalan setengah mil menuju mesjid bersama-sama sekeluarga. Paman saya memberikan khotbah, sementara ayah, kakak-kakak dan saya duduk di barisan paling depan. Sedangkan Ibu dan kakak perempuan saya serta kerabat perempuan lainnya duduk di belakang, di barisan perempuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Link di bawah menceritakan kalau di Islam ada lho wanita yang sholat jumat. http://m.kompasiana.com/senidanpemikiran.blogspot.com/hukum-wanita-ikut-dalam-shalat-jum-at_551ac7d1a33311c320b65a07

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. He.. He..he..kalian saling menghujat, saling memaki, stlh mmbaca artikel murahan ini.. Ckck.. Ckck, saudara2ku, tdk ada satu agamapun didunia ini yg mengajarkan permusuhan,& saling membunuh, (kcuali dlm keadaan terancam)atau merugikan orang lain. Smua agama psti mengajarkan Kasih sayang dan kerukunan. Ini artikel konyol, jgn sampai kalian terhanyut dn terprovokasi tulisan ini. Andaikata penulisnya ada disebelah saya akan saya tebas Batang lehernya, krena dia dpt menyebabkan kerusakan dibumi dengan provokasi dari tulisannya. Saudara2 ku, jaga kerukunan hidup beragama, jng saling memusuhi. Yg wajib kita musuhi adalah orang yng dapat mengakibatkan kerusakan di muka bumi ini

    BalasHapus
  15. Gak bisa terima ya? Itulah manusia..

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Nabi apa yg istrinya suka selingkuh

    BalasHapus
  18. Nabi apa yg istrinya suka selingkuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak ada satupun nabi yang selingkuh, kecuali hanya di alkitab aje yang menceritakan keadaan para nabi, bahwa kebanyakan nabi selingkuh sesuai pengakuan di alkitab..

      nah, semua agama punya aturan sendiri..
      kalau agama kristen kagak boleh punya isteri lebih satu, t, jika tidak, maka suami itu berselingkuh

      dalam agama islam, boleh lebih dari satu sampai 4 kecuali Nabi Muhammad saw diperbolehkan lebih dari 4 isteri.
      jika kita menikahi lebih dari 4 isteri, maka sama saja kita berzina..
      berselingkuh itu, bermain dengan wanita lain tanpa nikah. jika nikah, tidak dikatakan berselingkuh..

      jadi, agama kristen merusak toleransi agama lain..
      hanya islamnya yang memiliki toleransi tinggi dibandingkan orang kafir gak punya etika..

      mereka orang-orang kafir tidak mengerti toleransi dan juga tidak mengerti selingkuh..mereka hanya tahu sebatas yang mereka maui..

      agama mana yang lebih toleransi???

      Hapus
    2. Agama pentingkan seks aja tu lo.. apa yg toleransinya.. agama kristen kalau pasangan sudah berkahwin, tiada yg boleh pisahkan mereka melainkan kematian.. kahwin smpai 4 isteri untuk melempias nafsu serakah

      Hapus
  19. Kok belajar di Al Azhar ga tau sih Muhammad ga pernah memulai perang? Kok belajar di Al Azhar ga tau filosofi Jihad?
    Kok belajar di Al Azhar ga tau hadits yg di kutip dhaif?
    Dari sini aja keliatan infonya fake..
    Alkitab terus mengalami perubahan sehingga semakin tebal? Siapa yang merubah? Manusia?
    Yesus tidak pernah menyebut dirinya tuhan, terus yg menetapkan yesus tuhan siapa?

    BalasHapus