Minggu, 09 Agustus 2009

Apendiks A. Sumber Informasi tentang Yesus dan Muhammad

Pernahkah Anda berbicara dengan seorang teman yang menceritakan sesuatu kepada Anda dan Anda tidak tahu apa yang ia bicarakan? Anda dapat memahami kata-kata yang ia gunakan, tetapi ia lupa memberitahukan Anda topik pembicaraannya.

Banyak orang Barat yang mencoba membaca Al Quran atau hadits merasakan hal yang sama. Mereka dapat membaca terjemahan bahasa Inggrisnya, tetapi mereka membutuhkan informasi lebih banyak lagi untuk memahami maksud kata-kata tersebut.

Di dalam buku ini saya benar-benar berdasarkan kutipan dari Al Quran, hadits dan Injil untuk menjelaskan kisah-kisah tentang Yesus dan Muhammad. Apendiks ini akan memberikan Anda kunci-kunci sejarah untuk memahami Al Quran dan tulisan-tulisan Islam lainnya.

Apendiks ini juga akan menuliskan isu yang sangat fundamental bagi umat Islam dan Kristen – apakah Alkitab dapat dipertanggungjawabkan. Umat Islam percaya bahwa orang-orang Kristen dan Yahudi telah menyelewengkan kitab suci mereka dengan mengubah beberapa kata-kata dan menghilangkan beberapa bagian (Surat 5:12-15). Kita akan melihat apakah ada bukti yang mendukung pernyataan ini.

Apendiks ini adalah salah satu bagian penting dalam buku ini. Bagian ini bukan saja menolong Anda untuk memahami apa yang Anda baca dalam buku ini tetapi juga membantu Anda mengerti apa yang orang lain katakan tentang Islam dan Kekristenan.

SUMBER INFORMASI TENTANG MUHAMMAD
Informasi tentang Muhammad berasal dari empat sumber utama:
1. Al Quran
2. Hadits
3. Biografi Muhammad
4. Sejarah Islam
Mari kita lihat kunci untuk memahami masing-masing sumber tersebut di atas.


AL QURAN
Iman orang Islam dibangun di atas dasar Al Quran, sebuah kitab yang lebih pendek dibandingkan kitab Perjanjian Baru umat Kristen. Muhammad membacakan Al Quran kepada para pengikutnya berdasarkan wahyu yang ia terima dari malaikat Gabriel. Muhammad katakan Gabriel membawa wahyu-wahyu tersebut langsung dari Allah.

Jadi kalimat-kalimat dalam Al Quran merupakan gagasan Allah untuk berbicara kepada Muhammad. Itulah sebabnya mengapa banyak ayat dalam Al Quran dimulai dengan kata-kata, “Katakanlah wahai Muhammad....” Format dari Al Quran itu adalah bahwa Allah mengatakan kepada Muhammad hal-hal yang perlu disampaikan. Banyak ayat juga dimulai dengan kata, Ingatlah. Bentuk ini digunakan Allah kepada Muhammad untuk mengingat sesuatu.

Ketika Anda melihat bentuk kata orang pertama dalam Al Quran, kata itu menunjuk kepada Allah. Kadang-kadang Anda akan melihat kata Kami. Kata ini juga menunjuk kepada Allah. Pluralitas ini digunakan untuk menunjukkan kebesaran Allah, bukan untuk mengajarkan bahwa ada lebih dari satu Tuhan yang Maha Kuasa.

Terkait informasi mengenai Muhammad, Al Quran adalah sumber yang paling dapat dipercaya karena Muhammad secara keseluruhan mengendalikan apa saja yang dicatat sebagai pewahyuan Al Quran. Ia adalah satu-satunya orang yang dapat menyatakan bahwa sebuah ayat berasal dan Allah dan perlu dikumpulkan untuk Al Quran.

Muhammad menyampaikan wahyu dari malaikat Gabriel selama dua puluh tiga tahun. Banyak dari wahyu ini adalah untuk menjawab peristiwa-peristiwa sejarah, seperti pertempuran atau pertanyaan tentang perilaku dalam masyarakat Islam. Al Quran dapat membingungkan jika Anda tidak mengetahui peristiwa-peristiwa yang terkait dengannya. Beberapa salinan Al Quran akan memberikan informasi mengenai konteks kalimat tertentu. Umat Islam juga bergantung pada ulasan terhadap Al Quran yang membimbing mereka mengenai suatu masalah.

Salah satu ulasan dalam bahasa Inggris yang mudah diperoleh adalah The Meaning of the Quran, ditulis oleh Syed Maududi.Dalam buku ini, saya menyertakan latar belakang sejarah untuk kutipan-kutipan yang saya gunakan dari Al Quran.


Pertanyaan mengenai bahasa
Umat Islam tradisional percaya bahwa Al Quran hanya boleh dipahami dalam bahasa aslinya – Arab kuno. Ketika saya masih kanak-kanak, paman saya berusaha keras mengajarkan saya bahasa Arab kuno. Tanpa latihan khusus, orang-orang yang berbahasa Arab tidak dapat mengerti bahasa Arab kuno, yang tidak hanya digunakan dalam Al Quran tetapi juga dalam hadits dan beberapa literatur kuno. Untuk memahami kalimat-kalimat di dalamnya, kebanyakan umat Islam bergantung pada ulasan dan apa yang diajarkan kepada mereka di mesjid dan melalui media Islam.

Umat Islam yang dapat membaca huruf Arab kuno ragu-ragu untuk menerjemahkan kalimat-kalimat tersebut ke dalam bahasa Inggris karena budaya Islam mengatakan bahwa bahasa Arab kuno adalah bahasa di surga. Oleh karena itu, terjemahan Al Quran dan hadits dalam bahasa Inggris kebanyakan dibuat oleh orang-orang yang tidak menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa asli mereka. Terjemahan mereka menyampaikan isi dari teks, tetapi kadang-kadang pemahaman mereka tentang bahasa Arab tidak jelas, dan akibatnya, pilihan bahasa Inggris mereka juga tekadang tidak jelas.

Ketika saya melakukan penelitian, saya membaca sumber-sumber dalam bahasa Arab asli. Setelah menemukan informasi dari buku-buku berbahasa Arab ini, saya melakukan cek ulang terhadap terjemahan bahasa Inggris yang ada. Kebanyakan terjemahan-terjemahan ini dapat dipercaya, tetapi ada kalanya, saya akan menggunakan terjemahan saya sendiri untuk lebih jelasnya. Informasi mengenai referensi baik dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris terdapat dalam catatan kaki dan bibliografi.

HADITS
Banyak orang-orang Barat yang berpendidikan tinggi tidak memahami catatan teologis Islam yang kedua – yaitu Hadits.
Sebelum memberikan definisi hadits secara akademis, saya akan memulai dengan memberitahukan Anda bagaimana hadits ini dibuat.

Ijinkan saya memberikan sebuah gambaran dari kehidupan Muhammad. Ia sedang berada di rumahnya di Medinah dengan salah seorang pembantunya (Abu Haraira) ketika seorang yang sedang mabuk dan melanggar hukum Islam dibawa kehadapannya. Muhammad memerintahkan umat Islam untuk memukulinya sebagai hukuman. Pembantu itu mengamati semua hal itu dan membuat sebuah cerita untuk mengingat peristiwa itu. Pada kesempatan lain, peristiwa yang hampir sama terjadi kembali, pembantu itu kemudian berkata, “Aku mendengar nabi berkata begini dan begini dalam situasi seperti ini.”

Setelah Muhammad meninggal dunia, informasi tentang kehidupan dan ajarannya menjadi sangat berarti. Pembantu itu mulai menjadi khawatir apabila ia sakit atau meninggal dunia maka kisah-kisah itu akan hilang. Karena itu ia meminta seseorang yang bisa baca-tulis untuk menuliskan cerita itu di gulungan kertas. Gulungan kertas ini menjadi sangat berharga dan diceritakan secara hati-hati dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Cerita ini adalah salah satu contoh dari hadits. Kata hadits berarti “sebuah catatan mengenai sesuatu yang dikerjakan atau diajarkan oleh Muhammad.” Anda dapat menceritakan satu hadits atau sekumpulan hadits.

Pembantu dalam cerita di atas adalah contoh narator dalam hadits. Hampir semua hadits akan menampilkan naratornya, seseorang yang terpercaya untuk menceritakan kisah tertentu. Pembantu Muhammad yang lainnya, teman-teman dekatnya, dan isteri-isternya (terutama Aisah) juga dipercaya untuk menyampaikan hadits. Ketika saya membuat daftar sumber-sumber hadits, kadang-kadang saya memasukkan nama dari narator karena nama itu memberikan informasi yang baik mengenai keterpercayaan hadits tersebut.

Mari kita lihat bagaimana hadits-hadits ini dikumpulkan dan dipelihara pada saat itu. Dua ratus tahun setelah kematian Muhammad, tradisi orang-orang kaya memberikan beasiswa telah mengembangkan masyarakat Islam. Orang-orang terpelajar dari berbagai daerah mempelajari hadits-hadits yang tersedia bagi mereka. Guru-guru agama ini mulai melihat pentingnya mengumpulkan hadits dari berbagai tempat dan menaruh semuanya dalam satu tempat. Karena itu mereka mencari dan berbicara kepada seluruh anggota keluarga dan masyarakat yang merupakan keturunan dari mereka yang memiliki kontak langsung dengan Muhammad. Orang-orang ini kemudian menyampaikan hadits yang telah mereka simpan dalam gulungan kertas atau yang diceritakan turun-temurun. Dua diantara editor hadits yang sangat disegani adalah Al-Bukhari (194 – 256 H) dan Muslim (202-261 H) yang mengumpulkan hadits pada waktu yang sama.

Al Bukhari dan Muslim tidak menerima setiap cerita yang diceritakan kepada mereka tentang Muhammad. Mereka pertama-tama melihat kepada sumber dari cerita itu, atau naratornya, untuk melihat apakah orang tersebut memiliki sumber yang dapat dipercaya sebagai informasi dalam hadits. Mereka juga membandingkan cerita tersebut dengan catatan lain tentang Muhammad untuk melihat apakah mereka konsisten. Setelah itu barulah hadits ditambahkan dalam koleksi hadits mereka.

Bukhari memilih 9.082 hadits untuk koleksinya. Namun jumlah ini menunjukkan cerita-cerita ulangan mengenai kisah yang sama. Cerita-cerita ulangan ini menceritakan kurang lebih 2.602 kisah yang berbeda tentang kehidupan Muhammad. Kumpulan hadits Muslim terdiri dari hampir 4.000 hadits, termasuk yang diulang.

Apakah ada kisah-kisah yang tidak akurat dalam hadis? Ya tentu saja. Bahkan para sarjana Islam menyadari bahwa proses ini tidaklah sempurna. Ratusan tahun para sarjana Islam ini mulai mengevaluasi keterpercayaan dari kumpulan hadits ini. Dari sana, para sarjana memilih enam kumpulan hadits yang dianggap paling dapat dipercaya dan dikenal sebagai “The Correct Books” dari Hadits (Sahih). Salah satu yang paling dihormati adalah Sahih al-Bukhari dan diikuti dengan Sahih Muslim.

Di masa modern, bahkan “the correct books” dari hadits ini diteliti lagi secara seksama. Ada “ilmu pengetahuan hadits” yang rumit yang mengevaluasi setiap cerita yang telah terpercaya itu. Salah satu pakar agama Islam yang terkenal dalam ilmu pengetahuan hadits itu adalah al-Elbani, yang membagi enam hadits “the correct books” menjadi dua set – yang satu dinamakan yang lemah dan yang satu lagi dinamakan yang benar.

Bagi orang Barat, hal ini terdengar seperti sebuah debat akademis, tetapi jika Anda bekerja di Timur Tengah sebagai seorang imam atau dosen, ini adalah informasi dasar yang Anda butuhkan sehari-hari. Sebagai seorang imam, saya ingat seorang laki-laki yang melihat saya sedang membersihkan diri sebelum berdoa dan menantang cara saya membersihkan rambut saya. “Mengapa Anda mencuci seperti itu?” tanyanya. “Dikatakan dalam hadits Muwatta, harus dilakukan dengan cara yang lain.”

Saya menjawabnya, “Ya, saya tahu Muwatta mengatakan demikian, tetapi Bukhari mengatakan caranya seperti ini, dan Bukhari dianggap lebih benar daripada Muwatta.”

Apa perbedaan antara hadits dan Al Quran?
Untuk memperoleh informasi mengenai Muhammad, ada perbedaan utama yang perlu diketahui mengenai Al Quran dan hadits. Muhammad terlibat dalam seluruh kumpulan ayat-ayat Al Quran. Sebaliknya, Muhammad tidak memiliki kendali atas apa yang ditulis dalam hadits. Kadang-kadang orang hanya melihatnya dan menyampaikan apa yang mereka lihat. Kadang-kadang Muhammad menceritakan sesuatu kepada orang banyak dan mereka mengulang cerita itu. Tetapi ia tidak dapat mengendalikan informasi apa yang mereka ceritakan atau keakuratannya.

Perbedaan lainnya adalah terkait dengan masalah mujizat. Al Quran mengatakan Muhammad hanyalah orang biasa yang tidak dapat membuat tanda-tanda ajaib untuk membuktikan bahwa ia adalah rasul Allah. Tetapi hadits mencatat berbagai macam cerita tentang Muhammad yang melakukan mujizat. (Lihat bab 12, “Penyembuhan dan Mujizat.”) Bagaimana kita mengatasi kontradiksi ini? Karena Al Quran berasal langsung dari mulut Muhammad, maka kami perlu mempertimbangkan bahwa informasi dari Al Quran lebih terpercaya sebagai indikasi atas apa yang sebenarnya dilakukan oleh Muhammad. Oleh karena itu para pakar agama Islam cenderung mengatakan bawha banyaknya kisah tentang mujizat dalam hadits ditemukan oleh pengikut-pengikut Muhammad.

SUMBER INFORMASI LAINNYA TENTANG MUHAMMAD
Sebagai tambahan terhadap hadits, para pakar agama Islam juga bergantung pada dua jenis buku lainnya, yaitu biografi Muhammad dan sejarah Islam. Saya juga menggunakan kedua buku tersebut dalam buku yang sedang Anda baca ini.

Biografi Muhammad yang paling terkenal dan terpercaya ditulis oleh Ibn Ishaq (83-132 H). Tulisannya dibuat kurang lebih tujuh puluh tahun sebelum tulisan Bukhari dan Muslim, tetapi dianggap kurang dapat dipercaya. Namun demikian, ia menuliskan biografi Muhammad sama seperti yang dikumpulkan oleh Bukhari dan Muslim tujuh puluh tahun berikutnya. Karya Ibn Ishaq ini diedit dan diperkenalkan kurang lebih tujuh puluh tahun kemudian oleh Ibn Hisham. Salinan dalam bahasa Arabnya diterbitkan dalam tiga volume dengan total jumlah 1.020 halaman. Ironisnya, kakek Ibn Ishaq adalah seorang Kristen yang berasal dari Irak yang dipaksa masuk agama Islam oleh kalifah pertama setelah Muhammad meninggal dunia.

Saya juga menggunakan informasi dari salah satu buku sejarah Islam yang paling rinci, The Beginning and the End, ditulis oleh Ibn Kathir (700-774 H). Ibn Kathir menghasilkan karya besar yang menggambarkan sejarah dunia dari sudut pandang Islam, dimulai dengan masa penciptaan dan diakhiri tidak lama sebelum penulis meninggal dunia pada tahun 774 H. Saya telah membaca hasil karyawanya lebih dari sekali karena ini adalah buku yang kami pelajari secara rinci di Al Azhar. Buku yang terdiri dari sembilan volume ini tidak tersedia dalam bahasa Inggris.
Meskipun buku ini tidak memiliki tingkat kehormatan yang sama seperti hadits “the correct books”, namun mereka sangat membantu dalam memberikan informasi tentang Muhammad.

Sekarang mari kita pikirkan tantangan terbesar dari umat Islam terhadap Alkitab.

APAKAH ALKITAB DISELEWENGKAN
Muhammad mengajarkan bahwa orang Kristen dan orang Yahudi telah menyelewengkan isi Alkitab. Dengan kata lain, ia mengatakan bahwa Alkitab adalah benar pada awalnya ketika disampaikan kepada orang Yahudi, tetapi kemudian dirubah oleh umat Kristen demi mencapai tujuan mereka.
Mengenai orang Yahudi, Al Quran katakan:

“Mereka (Orang-orang Yahudi) suka mengubah perkataan (Allah) dari tempatnya (yang benar) dan telah melupakan sebagian dari apa yang telah diperingatkan kepadanya.”
--- Surat 5:13 ---

Mengenai orang Kristen Al Quran katakan:

“Dan dari mereka yang menyebut dirinya Kristen.... mereka telah melupakan bagian yang baik dari pesan yang dikirimkan untuk mereka”
--- Surat 5:14, lihat juga ayat 15 ---

Muhammad menyatakan bahwa jika Kitab Suci mereka tidak diselewengkan, maka mereka akan tetap mengandung nubuatan tentang kedatangannya.

Apakah Muhammad menjelaskan kapan atau bagaimana Kitab Suci diselewengkan atau siapa yang melakukannya? Tidak. Apakah ia memberikan bukti perubahan-perubahan tersebut dengan menunjukkan salinan Kitab Suci yang belum dirubah? Tidak.

Namun, pada abad sebelumnya arkeolog justru menemukan bukti-bukti yang menyangkal ajaran Muhammad. Ada dua buku Kristen yang paling terkenal yang ada saat ini menunjukkan bagaimana Perjanjian Baru tetap akurat. Buku-buku itu adalah The Case for Christ karangan Lee Strobel (HarperCollins/Zondervan), khususnya bab 3, dan Jesus: The Great Debate karangan Grant R. Jeffrey (Word). Mari kita lihat bukti-bukti yang mereka berikan terkait dengan Injil yang bisa dipercaya.

Jika Anda ingin meneliti kebenaran dari dokumen-dokumen kuno, Anda akan mencari tiga hal:
1. Kurun waktu yang terbentang antara sumber yang asli dan salinan tertua yang diketahui
2. Jumlah salinan yang ditemukan dari sumber-sumber kuno
3. Konsistensi antara salinan yang kuno dan yang modern

Poin #1: usia tulisan tertua
Bukti sejarah untuk keterpercayaan Perjanjian Baru memperkecil jumlah keterpercayaan tulisan kuno lainnya.
Penggalan Perjanjian Baru yang tertua ditemukan terbagi dalam lima bagian, mulai dari kitab Yohanes yang ditemukan dalam potongan papyrus dari Mesir. Berdasarkan gaya tulisan, tulisan tersebut diduga dibuat pada tahun 100 – 150 M. Ini hanyalah lima belas sampai enam puluh lima tahun setelah kitab Yohanes diyakini telah ditulis.
Ini merupakan bukti yang kuat, terutama jika dibandingkan dengan bukti tulisan lainnya yang ada sejak masa itu. Sebagai contoh, penggalan tertua dari catatan sejarah tentang Tacitus, mulai ditulis kira-kira pada tahun 116 M, tetapi disalin ulang pada tahun 850 M.

Salah satu penemuan naskah Perjanjian Baru yang paling signifikan dibuat pada tahun 300 M, yang terdiri dari empat bagian kitab Injil dan Kisah Para Rasul, dan papirus yang dibuat pada tahun 200 M., yang terdiri dari bagian Surat-surat dan kitab Ibrani.
Penemuan penting lainnya melengkapi salinan Perjanian Baru (Codex Sinaiticus) tertanggal tahun 350 M.

Poin #2: jumlah tulisan
Secara keseluruhan ada 5.644 tulisan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru, yang ditulis dalam bahasa Yunani, bahasa aslinya. Tambahan salinan 19.000 buah juga terdapat dalam bahasa lainnya seperti bahasa Latin, Etiopia, Slavia dan Armenia.

Dibandingkan jumlah salinan tulisan kuno lainnya yang tersedia, jumlah ini sangatlah banyak. Di samping Perjanjian Baru, tulisan dengan jumlah salinan terbanyak adalah Iliad karya Homer, yang mempunyai 650 tulisan dalam bahasa Yunani yang masih bertahan hingga saat ini.

Poin #3: konsistensi tulisan
Apakah ada perbedaan di antara sekian banyak tulisan Perjanjian Baru? Selain daripada kesalahan penulisan ulang, jawabannya adalah tidak. Tidak ada satupun doktrin kekristenan yang dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan kecil ini.

Bukti ini memperkuat kenyataan bahwa Perjanjian Baru yang digunakan pada masa Muhammad dan Perjanjian Baru yang digunakan saat adalah benar-benar salinan dari kitab aslinya. Sekarang kita telah meyakini keterpercayaan salinan dari Perjanjian Baru, sekarang mari kita lihat bagaimana kitab Injil ditulis.

SUMBER-SUMBER INFORMASI TENTANG YESUS
Untuk informasi tentang Yesus, saya menggunakan keempat kitab Injil yang ditulis dalam Perjanjian Baru, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Hampir sama dengan hadits, keempat kitab ini mencatat apa yang Yesus lakukan dan ajarkan berdasarkan pengamatan para pengikutnya.

Bukti baru menunjukkan bahwa kitab-kitab Injil ini ditulis dalam waktu kurang dari enam puluh tahun setelah kematian Yesus oleh para penulis yang menjadi saksi mata atas apa yang terjadi atau orang-orang yang berhubungan dengan saksi mata.
Di bawah ini adalah biografi singkat dari para penulis kitab Injil.

Biografi Matius
Sebelum Yesus memanggilnya untuk menjadi salah satu dari kedua belas muridnya, Matius adalah seorang pemungut pajak. Sebagai seorang Yahudi, Matius menulis buku ini khususnya untuk orang Yahudi, dan sering mengutip nubuatan dalam Perjanjian Lama untuk menunjukkan siapa Yesus. Ia menulis buku ini antara tahun 60 dan 65 M, yang berarti sekitar tiga puluh tahun setelah kematian Yesus. Kita dapat mendiga bahwa Matius berusia sama seperti Yesus ketika ia menjadi muridnya, yang berarti ia bisa jadi telah berusia enam puluh tahun ketika menulis kitab ini. Sejarah Gereja memperkirakan ia hidup hingga usia sembilan puluh tahun dan meninggal mungkin karena sebab-sebab alami atau karena dibunuh.

Biografi Markus
Markus bukanlah salah satu dari dua belas murid Yesus, tetapi dipercayai bahwa ia adalah salah seorang dari tujuh puluh murid yang Yesus utus untuk berkhotbah dan melakukan tanda-tanda ajaib kepada orang banyak. Namanya disebut dalam kitab Kisah Para Rasul sebagai Yohanes Markus. Presentasinya mengenai kehidupan Yesus menunjukkan kepribadian Yesus melalui mujizat dan ajarannya. Ketika Markus menghabiskan waktu dengan orang-orang percaya di Roma pada tahun 55 dan 65 M, ia menulis kitab ini. Kitab ini dianggap sebagai kitab Injil yang pertama kali ditulis. Markus menjadi martir di Alexandria. Ia diikatkan pada seekor kuda dengan seutas tali dan ditarik di jalanan sampai ia meninggal dunia.

Biografi Lukas
Lukas adalah salah seorang penulis Injil yang unik dalam beberapa cara. Ia adalah seorang dokter berkebangsaan Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis Injil. Ia juga satu-satunya penulis yang tidak ikut dalam perjalanan bersama Yesus. Ia adalah rekan Rasul Paulus dalam hampir semua perjalanan misinya, dan ia relajar tentang kisah Yesus melalui Paulus dan hubungannya dengan orang-orang Kristen lainnya. Di dalam pikirannya, Lukas menuliskan kitab ini bagi orang-orang bukan Yahudi. Tujuannya adalah memberikan gambaran secara rinci tentang kehidupan Yesus dan menunjukkan Yesus sebagai seorang manusia yang sempurna dan Juruselamat. Para ahli alkitab percaya ia menulis buku ini sekitar tahun 60, di Roma atau di Kaisarea.

Biografi Yohanes
Yohanes telah berusia sangat lanjut ketika menulis kitab ini – mungkin berusia delapan puluh tahunan. Menulis setelah kehancuran Yerusalem, antara tahun 85 atau 90 M, ini adalah kitab injil terakhir yang ditulis. Yohanes menulis dari sudut pandang teologia, tujuannya adalah untuk menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tuhan yang menawarkan hidup kekal bagi mereka yang mau percaya. Setelah ia menulis kitab Injil ini, ia dikirim ke Pulau Patmos dan hampir mati kelaparan, tetapi kemudian dilepaskan dan meninggal dunia secara wajar.

PERBEDAAN ANTARA INJIL DAN HADITS
Anda mungkin telah memperhatikan bahwa terdapat perbedaan nyata antara hadits dan Injil. Mari kita melihat perbedaan-perbedaan ini dan apakah perbedaan tersebut berpengaruh terhadap penelitian kita tentang Yesus dan Muhammad.

Perbedaan yang utama adalah kapan buku ini dibuat. Hadits tidak dikumpulkan secara formal sampai dua ratus tahun kemudian setelah Muhammad meninggal dunia, sementara tiga dari empat kitab Injil telah ditulis oleh orang-orang yang secara pribadi berjalan bersama Yesus. Meskipun hadits mempunyai lebih banyak kemungkinan kesalahan, saya percaya gambaran Muhammad secara keseluruhan tetap akurat.

Perbedaan yang kedua adalah dalam hal penyusunan materinya. Hadits tidak ditampilkan berdasarkan urutan peristiwa dalam kehidupan Muhammad. Anda harus mencari tambahan-tambahan informasi untuk melengkapi gambaran secara besar. Karena format hadits yang demikian, maka sulit bagi seseorang yang tidak memiliki pendidikan khusus dapat memahaminya secara keseluruhan. Sebaliknya, Injil dimulai sejak kelahiran Yesus dan dilanjutkan dengan kehidupannya sampai kematian dan kebangkitannya. Kitab-kitab tersebut mudah dimengerti meski tanpa informasi tambahan.

Ketiga, jumlah informasinya tidaklah sama. Terdapat hampir setengah juga hadits dibandingkan dengan sembilan puluh pasal dalam kitab Injil. Namun demikian, meskipun catatan Injil singkat, ia tetap memberikan gambaran yang lengkap mengenai kehidupan Yesus.
Kesimpulannya, meski ada perbedaan nyata antara hadits dan kitab Injil, saya percaya bahwa keduanya memberikan informasi yang akurat.


KESIMPULAN
Anda sekarang telah siap untuk memiliki pemahaman yang baik tentang kutipan yang Anda baca dalam buku ini, yaitu dari lima sumber utama mengenai kehidupan Yesus dan Muhammad:
• Al Quran
• Hadits
• Biografi Muhammad
• Sejarah Islam
• Kitab Injil

3 komentar:

  1. Beberapa ilmuwan kristen dengan jujur mengakui bahwa dalam alkitab memang telah terjadi penyisipan ayat yang tidak ada pada alkitab aslinya. Misalnya pada pasal Matius 28:19. Untuk informasi selanjutnya penulis dapat mengecek dilink ini: http://forumkristen.com/index.php?topic=30684.50

    BalasHapus
  2. sya bukan mau membela aliran apapun atau membela si pengarang,,tapi trekadang manusia tidak menyadari keTuhanan Tuhan,& mencoba untuk menakarnya dengan kemampuan pemikiran otak mereka


    sekalipun ilmuan, mereka tetaplah manusia, sekalipun dia berilmu setinggi langit, seluas lautan, namun tetap dia bukan YANG MAHAKUASA


    human being is only human being
    GOD is GREAT and can do anything, which human being can't accept it with their own conclusion

    BalasHapus
  3. Kalau tentang agama kita ga tau mana yang bener mana yang salah yg jelas mending urus agama masing" deh yg penting jangan membuat masalah agama yg lain itu aja yg saya mau sampaikan ingat jangan pernah sekali kali kamu menghina agama orang lain

    BalasHapus